Friday 4 October 2013

Raja Ampat Surga Dari Timur Indonesia

Raja Ampat Surga Dari Timur Indonesia
source: google.co.id
Mendengar kata Raja Ampat pasti yang di pikirkan adalah mahal! ya kata mahal memang sulit di pisahkan dari tempat ini apa lagi buat mereka yang berdomisili di wilayah Indonesia bagian barat.
Begitu luasnya Negeri ini sampai kita harus melewati dua zona waktu yang berbeda untuk mencapai sisi Timur Indonesia ini. Raja ampat adalah pecahan kabupaten Sorong sejak 2003,kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki 610 pulau dan hanya (35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2,namun hanya 6.000 km2 yang berupa daratan dan 85% lainya berupa lautan, hal ini merupakan faktor utama yang menjadi kendala transportasi di daerah ini. Sulitnya akses mengakibatkan harga seluruh bahan pokok di daerah ini jauh lebih tinggi dibandingkan kota besar. Sebagai gambaran di kawasan ini harga bahan bakar mencapai Rp.10.000,00 per liternya.


Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat, mereka seakan ingin langsung menjelajahi seluruh perairan di "Kepala Burung" Pulau Papua.
Seakan, Raja Ampat merupakan suatu pencapaian khusus yang harus di capai oleh setiap penyelam.
Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sinadia. Namun, masih banyak penduduk asli pribumi yang masih berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan.

Diving di Raja Ampat 

Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan prensentase penutupan karang hidup hingga 90% yaitu di selat Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta ), kepulaun Kofiau, dan kepulauan Missol Timur Selatan dan kepulauan Wayag. Tipe terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam, tetapi juga di temukan tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung. Raja Ampat di klaim memiliki jenis terumbu karang yang terlengkap di dunia, dari 537 jenis karang dunia, 75% berada di perairan ini. Di temukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 hewan karang dan tingkat keanekaragaman hayati bawah laut yang tiada tandingnya.(serius ni, sungguh!)

Berbagai biota laut yang sulit ditemukan di daerah penyelaman lain di Indonesia, bisa dengan mudah di temukan di Raja Ampat, sebut saja wobbegong shark, manta ray, eagle ray, walking shark, blacktip shark serta pygme seahorse, juga ada ikan endemik Raja Ampat yaitu eviota raja (sejenis ikan gobie). Di Manta point yang terletak di Arborek selat Dampier, anda bisa menyelam dengan di temani manta ray yang jinak, jika menyelam di Capekri atau Chicken Reff, anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant travellies dan snappers.

Tapi yang lebih menegangkan jika kita di kelilingi oleh ikan Barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahayanya itu ketemu Barakuda Soliter atau sendirian). Hiu karamg juga sering terlihat dan jika beruntung anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan Duyung.

source:google.com

Eksotisme Raja Ampat

Berkat jasa para investor asing yang telah membuka jalan bagi perkembang parawisata di Kawasan Raja Ampat, kepopuleran daerah ini telah meningkat drastis.
Papua Diving, satu-satunya resor eksotis yang menawarkan wisata bawah laut di kawasan itu, didatangi turis-turis penggemar selam yang betah selama berhari-hari atau berbulan-bulan mengarungi lekuk-lekuk dasar laut. Mereka seakan-akan tidak ingin kembali ke negara asal meraka masing-masing karena mendapatkan "pulau surga yang tiada duanya di dunia"




















Tukang Tidur deng Kapala Bajalan.

Related Posts

0 komentar:

Post a Comment