Desa Sawai, Maluku salah satu destinasi yang ada di Kawasan Taman Nasional Manusela. Perairannya yang tenang dan bersih, desa Sawai tidak kalah indah dengan pulau lain di Indonesia yang terkenal karena pantai dan lautnya. Sebagian besar laut yang berada di Desa ini masih alami dan terjaga dengan baik.
Desa Sawai yang berjarak 3 km dari dusun Masiluhan, merupakan desa dengan sejuta pesona yang belum terjamah oleh banyak orang. Berbeda dengan warga Masiluhan yang mayoritas beragama Nasrani, Sawai yang penuh dengan keindahan laut dihuni warga bergama Muslim. Namun kedua desa tersebut hidup berdampingan secara harmonis.
Desa Sawai merupakan desa tertua di Maluku dan memiliki beberapa pulau kecil yang mengelilinginya. Pulau-pulau ini pun menambah keindahan Laut Sawai. Bentang lautan biru kehijauan lengkap dengan hamparan karang dan koralnya, menjadikan lokasi ini terlihat sempurna. Karena permukaan airnya yang selalu tenang, laut ini seperti "kolam renang raksasa" yang siap dijadikan taman bermain para wisatawan.
Kolam ini merupakan sumber air Desa Sawai dan letaknya di tengah desa.
Kolam renang raksasa ini memang terlihat sangat menyegarkan. Ikan-ikan kecil berkeliaran, batu karang dan koralnya masih sangat terjaga, serta beberapa biota lautnya menjadi hiasan bawah laut yang sangat indah. Saking jernihnya, permukaan dasar laut bisa Anda lihat dengan jelas.
Bukan hanya launtya yang elok, tebing Manusela yang berada di pinggit Laut Sawai juga menyimpan sejuta potensi gua. Tak jauh dari lokasi terumbu karang, terdapat celah besar dan tinggi yang dapat dimasuki oleh wisatawan.
Kelelawar atau Marsegu |
Jika Anda sudah puas berenang dan menikmati keindahan perairan di sekitar pulau Sawai, Pulau Kelelawar bisa menjadi tujuan Anda selanjutnya. Di pulau inilah, kumpulan pohon bakau yang lebat menjadi habitat kelelawar dengan nama lokal "Marsegu" ini.
Perjalanan ke pulau Kelelawar hanya bisa di lakukan saat air laut pasang, karena jika saat air laut surut, longboat tidak bisa masuk karena laut sudah dangkal dan rapatnya pepohonan dan tanaman rumput laut yang hidup di bawahnya. Terdapat sebuah dermaga dari kayu berbentuk huruf T yang sekaligus menjadi pintu masuk kedalam pulau kecil ini. Dibangun pemerintah setempat untuk para pengunjung melihat kelelawar dari jarak yang cukup aman. Selain sebagai pintu masuk pulau Kelelawar, penduduk setempat menggunakan dermaga kayu ini untuk membersihkan bibit ataupun hasil panen rumput laut sebelum di bawa pulang ke Desa Sawai.
Kegiatan
Senja di Desa Sawai |
Berenang dan bersantai hingga senja menyongsong menjadi agenda yang pantang untuk di lewatkan. Cahaya keemasan sang mentari tampak sangat mengagumkan. Apalagi dengan adanya Gunung Binaya sebagai latarnya.
Tips
Rencanakan dengan baik mulai dari akomodasi, transportsi, cuaca dan tour yang ingin Anda isi di Sawai. Persiapkan juga keadaan fisik Anda. Jangan sampai liburan Anda terganggu karena kondisi yang kurang fit. Untuk berkunjung ke Sawai, sebaiknya pada bulan September-Oktober atau bulan Februari. Namun sebaiknya cek kembali cuaca dan kondisi di sana. Jangan sampai rencana liburan Anda terganggu dengan rintik hujan yang mungkin turun setiap hari di sana. Sebaiknya hari pertama Anda tiba di Sawai, jangan langsung memulai tour. Istirahatlah dan kenali daerah sekitar terlebih dahulu sambil menikmati suasana, sehingga perjalanan untuk keesokan harinya badan sudah segar dan fit kembali. Dan jangan lupa membawa kamera, karena benda ini wajib dibawa. Karena sayang bila pemandangan yang indah di pulau ini tidak diabadikan.
Transportasi
Untuk mencapai desa Sawai dapat menggunakan dua cara, pertama dari Masohi dengan rute melalui pegunungan yang terkenal dengan lekukan SS bisa ditempuh dengan waktu 4 jam, atau bisa mengambil rute Masohi-Dusun Saka sekitar 2 jam. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan longboat sekitar 30 menit untuk mencapai Sawai.
0 komentar:
Post a Comment